Thanks For Visit My Blog

"Are you dare to big dream?"
Photobucket

Rabu, 13 Maret 2013

Nulis blog lagi setelah setahun vacum #eaa

Rasanya udah setahun gw gak nulis kisah gw disini. Lama banget yaaa. Gila banyak banget yang gw alamin selama ini. Hmmmm sampai bingung mau nulis apaan. Yaaa kita coba jabarin satu-satu deh yaa.. Mulai dari yang malu-maluiin sampe yang unyu-unyuuu :3


Jumat, 13 April 2012

Marketing VS Singer

Kalau membicarakan soal ingin menjadi apa gue ini, gue akan menjawab "Ingin Jadi Penyanyi". Gak ada hal yang paling menyenangkan dibandingkan dengan berdiri diatas panggung, dilihat orang, bernyayi, dan membuat mereka terhibur. Bernyanyi itu passion bagi gue. Dari kecil hingga detik ini, impian itu gak pernah berhenti. Orangtua gue bukan orang yang 'tertarik' dengan musik. Even bokap punya hobi nyanyi, tapi dia gak terlalu 'dukung' gue untuk bener-bener jadi penyanyi. Yaaa, walaupun setiap langkah yang pernah gue ambil untuk ikut beberapa audisi -yang gagal terus, hehe- mereka dukung juga. Nyokap juga gak tau info apapun mengenai dunia tarik suara. Sedih juga sih gak ada yang support gue buat melebarkan sayap dinyanyi. Gue sadar, gak ada seorang pun yang patut disalahkan, karena yang harus disalahkan ya gue sendiri. Seharusnya gue lebih aktif nyari perlombaan-perlombaan nyanyi. Yaaa sudahlah, udah terlanjur. Lanjut aja....

Saat terakhir gue ikut audisi yang hadiahnya ke Korea itu, gue gagal lagi. Dimana saat itu gue berucap dalam hati "Kalau saat audisi itu gue masuk, berarti jalan gue memang di nyanyi. Tapi kalau ga lolos, jalan gue bukan dinyanyi." karena kebetulan saat itu gue baru habis magang, ucapan dalam hati itu bertambah menjadi "Kalau gue lolos, jalan gue dinyanyi, tapi kalau gue gak lolos tetapi tempat magang 'narik' gue untuk gabung disana itu berarti jalan gue memang disitu." Ternyata, hal itu terbukti. Belive or not, tempat magang narik gue untuk gabung disana. Dan, saat itu pula gue gagal di audisi. Can you imagine how sad I am? Feel lose of my dream, because that audition is my only hope for the last time before I have to choose which way I should to choose.

But this is the reality, gue harus milih dan nentuin jalan hidup gue.

Marketing.
Bidang itu yang ditawarkan. Awalnya gue shock juga dengernya. Secara, gue kuliah desain kok nyambungnya ke marketing? Gak ada nyambungnya sama sekali BRO! But anyway, jabatan itu gue terima sebagai tantangan baru dalam hidup gue. Selalu belajar, itulah gue. Walaupun awalnya gue blo'on banget dalam melakukan tugas itu, bahkan neleppon aja gue grogi. Hadeeehh.
Tapi seiring berjalannya waktu, gue mulai enjoy. Terlebih team tempat gue kerja baik-baik semua. Mereka bantuin, dan ngajarin gue. Gue kerja dilingkungan orang-orang yang baik, yang bisa support gue. Keluarga gue, terlebih ade gue yang sering ngasih power semangat buat gue saat gue ngerasa down. Bisa dibilang  orang-orang disekitar gue "asik". Karena mereka gue bertahan. Ditempat gue kerja ini, gue akan banyak belajar. Gue yakin, setiap langkah yang ada dihidup gue itu atas ridho-Nya, setiap langkah yang gue ambil, inilah yang terbaik buat gue. Dimana aku berada, bertemu dengan siapa, Allah akan selalu kasih yang terbaik.

Yang bisa gue lakuin sekarang adalah menjalani, berusaha sebaik-baiknya. Bertemu dengan banyak orang gak jelek kok, maksudnya marketing. Walau terkadang pekerjaan itu dipandang rendah orang, -pekerjaan yang sering dibenci oleh orang yang ditelepon- hahaha.

Intinya belajar-belajar-belajar. Gue gak mau setengah-setengah dengan sesuatu yang udah gue jalanin. Sampai saat ini gue gak berhenti nyanyi, tapi obsesi gue untuk jadi penyanyi gak sebesar dulu. Tapi rasa ingin bernyanyi diatas panggung masih tetep ada. Hal itu yang gak bisa gue lakuin sekarang, gue bingung mau adu nyanyi dimana. Info lomba nyanyi aja gue gak tau. Suara gue juga kayaknya udah amburadul sekarang. nafasnya pendek gila, hahaha. Yaa, jalanin hidup. Dengan cara apa, mau mulai dari marketing atau penyanyi,   yang penting adalah "JALAN KITA UNTUK MENJADI ORANG SUKSES YANG HARUS DIKEJAR"
dengan berusaha yang terbaik.

-Wish me luck-








Jumat, 24 Februari 2012

Trik Menjadi Karyawan Magang yang Sukses

Kebetulan lagi buka yahoo ada artikel bagus yang wajib untuk aku bagi-bagikan. ijin kopi ya yahoo.
Semoga bermanfaat ya untuk teman-teman yang mau magang. Biar sukses.
Baca dulu tipsnya baru baca catatan dari aku.
^_^


Menjalani pengalaman magang merupakan sesuatu yang berharga. Tak sedikit karyawan yang memulai kariernya dari status magang. Jika dilakukan dengan benar, maka pengetahuan dari magang bisa menjadi aset untuk melamar pekerjaan di kemudian hari.


Berikut ini langkah mendapatkan manfaat maksimal dari kesempatan magang.


Tentukan tujuan magang
Sejatinya magang bertujuan mencari pengalaman bekerja. Memperoleh ilmu tambahan untuk terjun ke dunia kerja sesungguhnya di kemudian hari. Tapi tak sedikit juga yang memilih magang karena berorientasi uang. Kenali perusahaan mana yang tepat untuk tujuan Anda. Perlu diingat pengalaman magang yang berharga tidak bisa dibeli dengan uang. Jika memutuskan magang untuk meningkatkan kompetensi, sebaiknya pilih perusahaan yang bisa memberikan banyak kesempatan belajar. 


Tentukan target 
Pikirkan apa yang ingin Anda dapatkan dan capai dengan kerja magang ini. Dengan adanya target tersebut Anda bisa lebih fokus untuk lebih meningkatkan kualitas pada kemampuan yang Anda inginkan. 


Etika dasar
Hormati peraturan perusahaan tempat Anda magang. Tempatkan diri pada posisi yang tepat. Jangan pernah merasa arogan seakan tempat magang yang lebih membutuhkan Anda. Hormati kode etik berpakaian dan pergaulan yang sudah terbentuk di perusahaan Anda. Jika tema berpakaian di tempat magang lebih formal daripada pakaian kampus, usahakan untuk berganti baju yang sesuai sebelum menuju tempat magang. Dengan bersikap sopan dan menghormati orang lain, Anda akan lebih dihargai. 


Saat sedang bekerja, jangan terlalu sibuk dengan ponsel Anda. Usahakan fokus pada pekerjaan dan hindari godaan untuk berkirim pesan singkat atau update status. Sering terlihat sedang sibuk dengan ponsel bisa membuat penilaian terhadap Anda kurang baik. 


Beberapa perusahaan menangani kasus atau proyek khusus yang sangat rahasia. Jaga kepercayaan tersebut dengan tidak menceritakan hal tersebut ke teman atau keluarga Anda. Jangan menceritakan hal-hal yang bersifat sensitif atau rahasia dalam perusahaan Anda ke orang luar. Reputasi dan kepercayaan terhadap Anda sangat dipertaruhkan jika bermain-main dengan hal ini.  


Cari mentor 
Selain supervisor magang, usahakan membangun hubungan baik dengan pegawai lainnya. Cari orang yang bisa menjadi mentor, memberikan ilmu, pengalaman, dan kesempatan belajar sesuai keahlian yang Anda inginkan. Tapi, jangan terus menerus menganggu dia saat sedang bekerja. Usahakan cari waktu pada saat istirahat atau menjelang pulang kantor jika ingin meminta saran dan pendapatnya. Jika ia sulit ditemui, gunakan email dengan bahasa yang sopan. Jangan memaksa dan bersikap terlalu mendesak jika ia tidak juga memberikan respon. Bisa jadi orang tersebut memang sedang sibuk. 


Fokus pada pekerjaan
Transisi dari kehidupan bebas sebagai mahasiswa menjadi pegawai magang memang tidak mudah. Sebagai pegawai magang, Anda harus tunduk pada peraturan perusahaan tersebut. Hal itu sudah secara tidak langsung Anda setujui saat memutuskan untuk menerima tawaran magang di perusahaan itu. 


Usahakan untuk selalu fokus pada pekerjaan. Hindari menggunakan komputer kantor untuk hal-hal di luar pekerjaan seperti mengunjungi halaman Facebook, Twitter, jejaring sosial lainnya, belanja online, atau mengunduh file-file ilegal. Jika supervisor Anda mengetahui hal tersebut, tentu penilaian terhadap Anda menjadi semakin kurang baik. 


Aktif dan sepenuh hati
Nah, untuk menghindari godaan melongok halaman jejaring sosial, usahakan untuk tetap sibuk bekerja. Jangan terbiasa duduk diam dalam waktu yang lama. Segera setelah selesai satu pekerjaan, hubungi supervisor Anda untuk diberikan tugas lainnya. 


Inisiatif Anda untuk lebih aktif pasti sangat dihargai. Jika ada yang tidak dimengerti sebaiknya bertanya kepada supervisor Anda sebelum melakukannya, agar pekerjaan Anda sesuai harapan. 


Usahakan pula untuk bekerja dengan sepenuh hati. Usahakan menyelesaikan pekerjaan yang diberikan dengan hasil semaksimal mungkin. Hal tersebut pasti akan mendapat perhatian dari supervisor Anda. Jika hasil kerja memuaskan, bukan tak mungkin akan terbuka pintu ke kesempatan lain yang lebih besar. Kuncinya adalah inisiatif, aktif, dan sepenuh hati. 


Usahakan untuk selalu dikenal sebagai anak magang yang aktif. Jangan sampai Anda dikenal dengan "si malas", "si pemalu", "si cemberut", serta julukan lain yang kurang sedap. 


Bersikap profesional
Jaga citra Anda sebagai pribadi. Jangan tergoda untuk ikut bergosip atau hal-hal yang bisa merusak reputasi Anda. Tidak perlu juga segera mengajukan permohonan teman di Facebook kepada supervisor atau rekan kerja Anda lainnya. 


Belum tentu mereka sudah merasa nyaman untuk berteman dengan Anda. Bangun hubungan baik dan kepercayaan secara bertahap. Usahakan untuk tetap menghormati dan menghargai rekan kerja Anda walau mereka sering bersikap santai dan bercanda.


Jangan menyerah
Namanya kerja magang, kemungkinan besar Anda diberikan pekerjaan-pekerjaan kecil yang kesannya tidak terlalu penting. Tapi jangan lalu hilang semangat. Kerjakan dengan sepenuh hati apa pun yang ditugaskan. Sambil mengerjakan hal tersebut tentu masih banyak hal yang bisa dipelajari. 


Jika Anda sering mengeluh maka sulit untuk melihat potensi-potensi ilmu yang bisa didapat sambil mengerjakan tugas kecil yang diberikan. Buktikan kemampuan Anda dengan menyelesaikan pekerjaan secara maksimal.


Jaga hubungan baik
Setelah selesai masa magang sebaiknya tetap jaga hubungan baik dengan perusahaan tersebut. Kirim email ucapan terimakasih kepada supervisor dan beberapa staf yang sering berhubungan dengan Anda. Usahakan untuk meninggalkan kesan yang baik agar bermanfaat di kemudian hari.

Catatan Aku:
Ada sebagian yang  tertulis disana aku lakuin. Tapi itu aku lakukan tanpa sadar, lho. Sueerrr!
Aku juga sempet kaget pas bacanya.Soalnya, saat aku magang yang aku pikirkan hanya satu. 

Selalu lakukan yang terbaik. Apapun itu, lakukan yang terbaik, sepenuh hati, berdedikasi dan mencoba untuk bertanggung jawab terhadap apa yang sedang kita kerjakan. Yaaa, meskipun waktu aku magang aku juga sempet nyolong-nyolong untuk buka FB, Twitteran, atau Download (jangan ditiru, red). Kesannya nyeleneh! Tapi dibalik itu semua, aku selalu mencoba untuk bekerja keras.
Memberikan deadline tepat waktu. Entah karena faktor keberuntungan atau memang sudah rejeki (sama aja dong)aku ditarik kerja diperusahaan itu. Alhamdulillah ya, sesuatu. hehe
Meskipun pekerjaan yang ditawarkan padaku tidak sesuai dengan apa yang selama ini aku pelajari. 
Namun, aku menerimanya dengan pertimbangan  yang sangat matang. "Ini tantangan, ini proses pembelajaran, ini merupakan titik awal, ini adalah sebuah hal baru, dan  ini adalah sebuah kesempatan. Kesempatan yang tidak boleh disia-siakan." Diluar orang mencari kerja, sementara aku ditawari bekerja. Satu hal yang patut aku syukuri. Meskipun sekarang masih tahap percobaan 3 bulan. Tapi, aku akan selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik. Belajar dan terus belajar.

Intinya : Selalu lakukan yang terbaik. Seolah itu kesempatan terakhir. Sesuatu yang dilakukan dengan baik tidak akan pernah sia-sia.





Kamis, 23 Februari 2012

Novel Karya Audria Pohan 'Kau & Aku?'


Chapter One

Here I am, Jeju Island!


Akhirnya aku  tiba juga dipulau ini. Pulau yang ‘katanya’ Balinya Korea itu membuatku penasaran. Helaan nafas lega kuhembuskan begitu kakiku menapaki bumi. Helaan nafas yang sekaligus membuka liburan pertamaku di Korea. Hmm... lebih tepatnya Pulau Jeju.
Telingaku masih mendengung. Sepertinya aku terkena jetlag. Berkali-kali aku menguap, menelan ludah, memencet hidung, dan bla-bla-bla, percuma. Tidak berguna sama sekali! Telingaku tetap saja mendengung. Sungguh mengganggu.
Kini kutarik koper berwarna merah marun menyusuri ruangan besar yang dipadati oleh para wisatawan asing maupun lokal. Tujuannya pasti sama denganku. Berlibur! Melepaskan penat setelah beraktifitas terlalu gencar, bisa juga berbisnis, atau mungkin menghindari kenyataan sekaligus menyembuhkan luka patah hati. Well, Alasan yang ketiga lebih mencerminkan diriku.
Aku ingin melupakan kesakitan itu. Rasa sakit yang terus kualami selama 3 tahun belakangan ini. Rasa perih itu seolah terpahat dihatiku. Tidak, melainkan batinku. Rasa trauma akan cinta membuatku berfikir dua kali untuk jatuh cinta lagi. Aku tidak mau sakit seperti ini lagi.
Aku tidak akan pernah melupakan kejadian malam itu. Dia, lelaki yang aku cintai selama ini mengabariku bahwa dia akan menikahi wanita lain. Entah apa yang ada dipikirannya saat itu. Membuatku terus bertanya hingga sekarang. Aku rasa, aku tidak perlu menyatakan perasaanku padanya karena jelas sekali dari tingkah lakuku aku sudah berkata padanya bahwa aku mencintainya. Kupikir dia mengerti, karena dia memberikan respon yang sama. Kupikir dia mencintaiku.
Ternyata aku salah. Dia hanya menganggapku sebagi adik. Adik dari teman baiknya. Hancur, remuk, tercabik, tercincang, luluh lantah, kecewa, sedih, ingin menangis, ingin marah, semua menjadi satu saat kutahu hal itu. Tapi inilah aku. Aku tidak pernah bisa mengeluarkan itu semua didepannya. Hal itu yang membuatku membenci diri sendiri.
Aku seperti orang yang tidak punya emosi. Yang paling kuingat saat itu, aku hanya bisa diam sambil mendengarkan celotehannya yang semangat saat bercerita tentang wanita yang akan disuntingnya. Aku mendengarkan sambil sesekali tersenyum –terpaksa kulakukan– karena aku tidak mau mengecewakannya. Dengan perih yang luar biasa aku tetap tersenyum untuknya.
“Bu Luna!” kudengar namaku dipanggil. Aku celingak-celinguk mencari sumber suara. Ah! Itu dia. Kulihat seorang perempuan melompat-lompat sambil mengangkat kedua tangannya tinggi-tinggi. Tentu saja aksinya itu agar dia terlihat menonjol diantara para penjemput lainnya, dan itu berhasil.
Aku berjalan lebih cepat menghampirinya. Aku tak mau membuatnya menunggu lebih lama lagi setelah pesawat sempat delay waktu transit di Seoul.
“Hai!” sapaku ramah pada perempuan mungil didepanku itu. Dia sepertiku. Maksudku warga Indonesia. Hanya saja kulitnya putih bersih, tidak sepertiku yang agak kecoklatan. Entahlah mungkin kulitku ini kudapatkan karena terlalu lama tinggal di Bali. Pesona pantai Bali membuatku ingin berjemur setiap hari.
“Selamat datang di pula Jeju, bu Luna.” Cengirannya menyambutku. Aku baru sadar dia memiliki mata yang agak besar, bibir tipis serta hidung mancung, proporsi yang pas sekali. Aku sedikit iri.
Duuuh... pikiran itu tidak boleh menghantuiku terus. Pamali, takut kualat sama Tuhan karena kurang bersyukur. Aku kembali menela’ah, melihatnya dari bawah sampai atas.
“Berapa umur kamu?” tanyaku langsung tanpa basa-basi. Kulihat dia agak terkejut.
“Duapuluhenam, bu.” Jawabnya sopan.
Aha! Itu dia yang membuatku tidak nyaman dari tadi. Tuaan dia daripada aku. Kenapa dia harus memanggilku ‘BU’. Ya Tuhan, itu terdengar sangat tua dan aku membenci itu.
Bisa jadi karena rasa hormatnya padamu Luna. Satu bisikan dari hatiku terdengar. Tapi tetap saja, risih. Lagipula sekarang aku sedang berlibur. Kenapa panggilan orang-orang kantor masih saja menghantuiku hingga detik ini.
“Panggil aku Luna. Kamu lebih tua dariku, buat apa memanggilku Bu. Itu terdengar aneh ditelingaku.”
“Tapi, pak Dion bisa marah bu kalau...”
Bah! Sontakku dalam hati. Kakakku yang satu itu benar-benar... entah apa kata yang pantas untuknya. Aku sendiri bingung. Kubiarkan perempuan itu dengan argumennya. Masuk telinga kanan keluar telinga kiri. Aku malas mendengarkan ‘peraturan’ yang kakakku berikan pada atasannya. Terlalu ngejelimet! Ribet!
“Saya juga akan ditemani bodyguard untuk menjaga ibu selama disini.” Dia mengakhiri kalimatnya.
“What?!” aku kaget bukan main. Benar-benar kakakku yang satu itu. Terlalu! Semuanya serba terlalu. Terlalu lebay, terlalu protetif, terlalu khawatir, terlalu, terlalu dan ter-la-luuu!! Hellooooo aku sudah dewasa bukan anak kecil yang baru masuk sekolah.
Memang yang selama ini menjagaku adalah kak Dion. Apalagi setelah kedua orangtuaku pergi meninggalkan kami selamanya. Dia yang menjadi kepala keluarga sekaligus ibu bagiku. Dia juga yang melanjutkan bisnis besar ayah. Bisnis perhotelan yang sudah membuka cabang di 3 ibu kota serta 1 di Malaysia. Dia yang duduk sebagai ‘raja’, dan aku sebagai ‘putri mahkota’.
Kuakui dia hebat. Dulu bisnis perhotelan yang ayah jalani hanya didalam negri saja. Tapi sekarang sudah merambah ke negara tetangga. Satu torehan prestasi sepanjang kepemimpinannya. Tapi nol prestasi dalam cintanya. Sejauh yang kutahu, dia hanya pacaran sekali. Itupun saat orang tua kami masih ada. Setelah itu, NIHIL!! Rasanya ingin kucarikan dia pacar. Tapi siapa? No idea!
       “Bodyguard?!”
“Iya bu...”
“Jangan panggil saya Bu!” celaku langsung.
“Tapi...”
“Panggil saya Bu lagi, saya akan cari tourguide lain! Pilih mana?” kacangan sekali caraku mengancamnya. Tidak apalah, toh kulihat ekspresinya yang takut akan ancamanku itu. Sebab aku melihat dia mengangguk ragu. “Bagus!”

j
Kupandang bangunan megah bercat putih didepanku. Aku sempat menganga sebelum akhirnya perempuan yang baru kuketahui bernama Meiya itu menarikku masuk. Didalamnya lebih dahsyat lagi. Interior gaya Eropa-Yunani membentang luas sejauh mata memandang. Aku merasa seperti dinegara lain (baca: Eropa). Keren sih tapiiii...
“Apa ngga ada yang lebih tradisional Mei?” tanyaku pada Mei yang sedang mengurus check-inku. Dia sedang sibuk bercakap dengan resepsionis. Kuberani bertaruh dia tidak mendengarkan.
Tapi, kalau dipikir-pikir lagi tidak ada salahnya aku mencoba menginap disini. Sehari dua hari ngga masalah. Nikmati saja fasilitas mewah ini. Mubazir kalau dibuang! Lagipula biar kak Dion seneng. Kalau tiba-tiba aku berontak dengan tidak mau tidur dihotel mewah ini       –apalagi aku baru tiba, rasanya tidak etis bila membuat kak Dion mondar-mandir gak karuan saking cemasnya.
“Kamu mau menginap berapa hari Luna?” tanya Mei masih dengan sopannya. Suaranya lembut dan tenang. Aku suka mendengarnya. Sepertinya pembawaan dia sama dengan suaranya, dia juga terlihat perempuan yang baik. Hm, mungkin dia cocok dengan kak Dion yang bawelnya na’ajubillah.
Waduh, kenapa aku jadi menyimpang. Terbelit dengan pemikiran yang aneh-aneh membuatku tersenyum, sekaligus mendapatkan sebuah ide menarik.
“Dua, eh Satu! Sehari saja!”
Kulihat dahi Mei berkerut penuh tanya. “Masa hanya sehari? Kamu ngga akan pulang besok, kan?”
“Ya nggalah. Niatnya aku ingin tinggal lama. Tapi, kita lihat saja besok.”
Jawabanku yang ambigu memberikan ekspresi kecemasan diwajah Mei. Aku dapat membacanya walau sedikit. Dia takut aku tidak puas atau tidak suka dengan prosesnya menjadi tourguideku.
“Kamu marah ya?”
Aku reflek tertawa. Ya Tuhan, kenapa ada orang sepolos Mei? Entah karena dia tinggal didesa atau gimana. Tapi ekspresi yang sangat bersalahnya itulah yang membuatku tertawa. Ekspresi polos gadis-gadis Korea yang selama ini kutonton diDVD.
Aku memang ingin tinggal lama disini. Terlebih niatku ingin membenahi hati yang hancur. Jangankan berlibur sehari, berlibur sebulan saja kurang. Itu mah sama dengan manasin pantat dipesawat. Kalau saja aku iseng membawa telur, mungkin telur itu bisa menetas saking panasnya bokongku karena terlalu lama duduk dipesawat.
“Bukan itu! Sayang saja terlalu banyak uang dihamburkan untuk menginap dihotel semewah ini. Aku rasa sehari saja cukup untuk menikmati kemewahan hotel ini. Jujur, aku tidak terlalu nyaman tinggal dihotel yang terlalu mewah. Aku tidak menyukai itu.”
Uek! Munafik sekali aku ini. Menjawab sok diplomatis.
Tar! fireworks bayangan memberikan ucapkan selamat padaku karena sukses berbohong.
Ya ampun, kalau saja saat ini aku sedang tidak berlibur. Misalnya, urusan bisnis disuatu kota atau negara, aku malah mencari hotel mewah dikota tersebut. Tapi kali ini aku mengurungkan niatku. Ada yang lebih menarik dari itu.
Mei sepertinya percaya. Dia mengangguk dan berjanji akan mencarikan hotel yang lebih murah tapi tetap nyaman, dia juga berkata bahwa mulai besok dia akan mengajakku tour keliling.
Well, sekarang aku harus beristirahat. Memulihkan kondisi untuk pertempuran besok!

j
Senja yang sangat indah.
Aku berjalan perlahan menyisiri pantai yang tidak jauh dari hotel. Hamparan laut nan luas itu membuka pikiranku. Kuregangkan otot-otot badanku yang mulai kaku. Menghirup nafas dalam-dalam  lalu menghembuskannya kuat-kuat. Cukup untuk membuatku relaks beberapa detik.
Kini aku duduk dipinggir pantai, menanti matahari turun sedikit demi sedikit hingga akhirnya hilang ditelan bumi. Besok harus bisa lihat sunrise. Pasti seindah ini juga. Pikirku. Seandainya aku dapat mengubur semua kenangan itu dengan mudah. Seperti mengubur kakiku dibawah pasir.
Lho?! Aku kaget sendiri. Lihat kanan kiri depan belakang tapi gak ada orang. Sejak kapan kakiku ditutupin pasir? Kok aku ngga sadar. Batinku. Aku hanya bisa menggeleng sambil tersenyum kecut.
Dasar! Bisa-bisanya rasa melankolis itu mengalahkan akal sehatku dan juga ingatanku!
Aku tersentak begitu i-phoneku bergetar. Kulihat layar handphone bertuliskan ‘Baginda Raja’ calling. Siapa lagi kalau bukan kakakku, Dion.
“Halo.” Sapaku singkat. Antara malas dan antusias. Jujur, baru sebentar aku pergi aku sudah merindukan kakakku yang sudah menjomblo 8 tahun itu. Aku rindu bawelnya.
“Hallo adikku sayang. Gimana liburannya?” sapanya centil. Iiiiihhhh..
“Baru juga nyampe. Nafas aja belom.” Sungutku judes, eh dia malah tertawa ngakak. Memang aneh makhluk alien satu itu!
Kini aku mendengar sesuatu yang berisik dibalik tawanya yang keras.
“Lagi dimana Kak?”
“Di Batam, melihat langsung proyek pembangunan hotel kita yang ke lima.”
“Duh kak, jangan mikirin hotel terus dong. Mikirin juga calon pendamping. Inget umur kak. Aku kan ingin punya keponakan juga.” Kupancing dia. Mudah-mudahan aku bisa menyelipkan Meiya dalam pembicaraan kali ini. Entah kenapa aku langsung sreg saat pertama kali melihatnya. Kurasa dia cocok untuk kak Dion. Serasi lahir batin, mungkin.
“Duuuuh, kakak bingung. Kamu cariin, deh. Ada ngga yang kira-kira cocok untuk kakak?” Nada bicaranya meledekku.
Hahaha KENA KAU! Teriakku dalam hati. Itu adalah kalimat yang sering diucapkannya kalau kusinggung soal pendamping. Dulu aku selalu diam. Mengelak dengan dalih ‘siapa ya’. Tapi lain halnya dengan sekarang.
“Ada!”
“Hah?!” dari suaranya saja terdengar dia terkejut plus panik. Dengan menutup mata aku bisa melihat ekspresinya dengan jelas. Membuatku menaikan ujung bibirku. “Siapa?”
“Kaget ya aku punya kandidat? Hahaha... nanti aku kirimin fotonya untuk kakak. Kapan-kapan kakak harus lihat langsung. Dadah!” kututup langsung teleponnya. Membiarkannya tergantung-gantung dengan kalimat yang kubiarkan gantung. Aku sengaja membuatnya penasaran.
Sekali lagi kututup mataku. Disana terlihat jelas bayangan kakakku yang menatap handphonenya dengan kesal. Mungkin dia sedikit mengacak-ngacak rambutnya, bingung harus bagaimana. Membayangkannya saja membuatku tertawa puas, apalagi kalau melihat langsung.

 Novel karya Audria Pohan
 Hak Cipta Dilindungi oleh Undang-undang
       (1) Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal  2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
     (2) Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). 
(3) Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak memperbanyak penggunaan untuk kepentingan komersial suatu Program Komputer dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). 

Rabu, 22 Februari 2012

Hai! Im designer too! This is my Portfolio!


Talking about Portfolio.
I think as a designer we should make unusual portfolio, right?
Although it's not "that perfect" as you think or as you see from other graphic designer.
 But I try to make it good. >_<
As you can see, this is my portfolio.  Actually, this is my collage task. hehe..
I made the portfolio  look like a magazine. The size too.
But I want to share this in my blog.  Hope can inspire you. ^_^
I made a poster, social campaign, magazine layout, logo, corporate identity, and etc.
The Cover Of My Portfolio
The second part. "I always learning and creation"
Because I made this portfolio like a magezine. So, this is like a barrier and advertising.
This the logo I made. And next page is Web Design.
I'm not to good at this. hehe
Well, this page is about my Illustration.
This is the line illustration. ^^
Indonesia Special Illustration.
Talaud bird on stamps & The fabric from NTT
I made 'A' from alphabet to a cute character
Another illustration with different theme. 
The Poster section 
The Movie poster title is "The Alley" 
Cabai Rawit Restaurant Commercial Poster
Breast Cancer Social Campaign Poster
Last but not least.
Left : The cover of magazine that I made.
This is my magazine layout. I love simply and elegant look. So I made this.

The Photography Section
She is my Sister Febby as a Model >_<
Model : Anggie
Left : My Parents
Right : Angklung (Indonesian  Tradisional  Music Instrument)



Rabu, 14 Desember 2011

Poofss! Batal Rencana Ikut AMDRisingStar

Well, lagi iseng buka internet tiba-tiba gue liat iklan web AMD Rising Star, dan begh hasrat gue sebagai seseorang -yang ingin benget jadi penyanyi langsung menggebu-gebu. Seakan ini adalah jawaban dari Tuhan atas segala doa gue (lebay mode-on).

Gue baca tu persyaratan berulang-ulang, dipahami, dan diresapi hingga ketulang. Deadline pengumpulan video tinggal seminggu (kurang lebih), dan detik itu juga gue langsung mikir, bawain lagu apa ya yang oke dan kece?

"someone like younya Adele, mba. Lagi nge-in tuh. Kayaknya bagus deh kalo mba nyanyi itu." Ade gue mengeluarkan pendapatnya, "Nyanyinya pake gitar."
"Widih, boleh juga tuh lagu. Lagunya kayak apa sih? belum pernah dengerin." Jedaarr!! Asli saat itu gue bener-bener gak tau sama yang namanya Someone Like You 'rupanya' kayak apa. (kalah update sama ade gue)
"Masa gak tau sih mba, lagi ngetrend kali. Dengerin aja dah."
"Oke, kirimin dong lagunya."
"Yah, aku juga gak punya mba." grrrrrr.... innocent beneeerr ngomongnya.
"Lha terus tau dari mana?"
"Ade temen."

hohoho.. okke akhirnya kuputuskan untuk donlot lagu itu. Alhasil lagunya udah ada dihandphone.
Malem itu juga gue dengerin. "Kok aneh sih lagunya? Suaranya juga, kok aneh ya?" (maklum orang udik, gak ngerti yang lagi ngetrend)
"Ih enakkeun tau lagunya mba. Dengerin berulang-ulang makannya."
Seperti pasien yang nurut sama dokter, gue ikutin sarannya. Gue dengerinlah lagu itu berulang-ulang, dan ternyata beneran enak cuuuuyy.

Another next day, gue belajar gitarnya. Searching di mbah google, nonton youtube, searching google, buka utube. Ternyata gak susah kok gitarnya. Timbang mainin kunci dasar mah cingcai ya booo. Okke, coba lagi latihan terus sampe jari merah dan kapalan gak karuan. HAJAAR! Demi menggapai mimpi!!

Another next nex day, kok gue ngerasa gak cocok ya nyanyiin lagu itu. Saat gitar kugenjrengkan, saat suara emas ini kuperdendangkan. Kok aneh ya? Gak mecing gitu suara gua. Alhasil, gue banting stir cari lagu lain. (mikir lagi bareng ade gue).

"Lagu apa ya?"
"The Climbnya Miley Cyrus. Kalo ngga Price Tag aja, mba."
"Wah, boleh-boleh."

Another next next next day, gue lanjutin. Sekali lagi 'lanjutin' belajar price tag disela waktu yang sangat sedikit dan lirik yang nyaris gak apal dan lidah yang susah saat pengucapannya. Latihan juga sempet kepending cause of my daily activity. MAGANG!!

Berangkat pagi, pulang jam 8 malem. Badan tepar dan rasanya mau tidur aja! Belum laporan yang tak kunjung kelar dan tugas kantor yang 'kadang' lanjut dirumah. (sebenernya yang dikeluhkan disini adalah jalanan ibukota yang amit-amit jabang bayi deh macetnya).

alhasil, pas hari H deadline video, gue baru bikin videonya. Dengan webcam my lady pink loreng (nama laptop) gue rekam aksi gue.
Tes... tes.. ehem..
"Seems Like everybody got a price..." jreng.. jreng..  "How wonder.."

Ah, cut! Gak oke nih. Salah pengucapan. Salah genjreng. Ekspresinya gak oke. Blablabla
Ada kali take puluhan kali supaya dapet hasil yang mendekati memuaskan.
Singkat cerita, sudah selesailah video itu. Dan kini saatnya mengupload video.

Detik semakin bergemuruh. Jam menandakan sudah pukul 11.35 malam.
MATIIIII GUEEEE!!
Data belum diisi, ngupload juga pasti makan waktu lama.
Secepat kilat gue ngisi biodata, dan secepat kilat gue mengupload video itu.
Kini jam sudah menunjukan pukul 11.55 malam. dan S**t gue ngeklik tombol refresh dan BAAAM hilang semua hingga gue harus mulai dari awal.
Sadar diri waktu ngga akan mungkin cukup. guepun mengurunkan niat gue untuk upload video itu, dan batal ikut AMD RS.

Nasib-nasiiiibbb...
Semangat gak patah begitu aja buat jadi penyanyi, biar gak gondok-gondok amat, gue upload deh videonya ke youtube. HAHAHAHA!!

Saat itu gue cuma bisa ikhlas, karena waktu gak cukup alias gak ada. Namun akhirnya gue sadar satu hal, (berkat tweetnya Merry Riana)

"Seseorang yang mengatakan tidak ada waktu, sesungguhnya adalah orang yang pemalas."

JLEEEBBBB!! NUSUK CIIINNN!!
Tapi bener juga sih.. :)
Dan mulai dari sekarang akan kupegang teguh kata-kata itu.

Nah Ini dia videonya, enjoyy



To be continue to another story "MD MUSIC AUDITION"

Photobucket